People analytics – Human Capital Analytics : Proyek Nafsu Besar Tenaga Kurang - AKSINOSIA(Akselerasi Inovasi Asia)

People analytics – Human Capital Analytics : Proyek Nafsu Besar Tenaga Kurang

Share:

Gaung keuntungan dan manfaat  dengan penerapan konsep people analytics dan predictive analytics membuai para pimpinan tertinggi organisasi untuk menerapkannya, sehingga tidak heran mereka mencanangkan proyek ini sebagai Key Performance Indicatornya.

Persoalannya proyek people analytics atau sejenisnya sangat tergantung dengan asupan atau bahan bakunya yakni : "data", karena prediksi tanpa "data" itulah dilakukan para cenayang. Tentunya dlam konteks ini adalah Human Resources Data dan data operasional bisnis terkait.  Tidak sedikit jawabannya ok, kami sudah punya Human Resources Management Information System yang dikembangkan dengan biaya yang tidak sedikit.   Pertanyaan selanjutnya apakah waktu membangun HRMIS struktur datanya memang diarahkan untuk people analytics atau predictive analytics? Kedua apakah data yang terdapat di dalam HRMIS kualitasnya baik? Dari segi kelengkapan dan validitas isinya?

Adalah tidak mungkin melakukan people analytics tanpa menggunakan data, data yang buruk tentunya juga akan menghasilkan prediksi keputusan yang buruk dan menyesatkan pula.  Permasalahan yang sering dihadapi :

Data tidak terintegrasi, jika ditanyakan kesediaan data jawabnya tersedia namun tercecer pada tempat dan sumber yang berbeda, sehingga dimungkinkan munculnya dua data untuk hal yang sama.

Data HRIS tidak pernah diaudit baik kelengkapan maupun content informationnya itu valid atau tidak, sangat berbahaya jika ternyata data vitak tahun kelahiran karyawan berbeda antara yang tercantum di HRIS dengan kenyataan atau dokumen lainnya.

Data yang tersedia hanya data sosial demografi, dan bersifat statis.  Data tersedia namun ketika ditanya data historis tidk tersedia, data yang ada hanya bersandarkan pada item-item yang mandatory diminta oleh template piranti lunaknya, ketika ditanyakan data itu untuk apa dan digunakan untuk apa? Penjelasannya gamang.

Nah, jika kondisi ini yang dialami maka sangatlah tidak mungkin memaksakan proyek people analytics dijalankan karena pasti hasilnya garbage in, garbage out.  Sehingga tidak heran saya memiliki opini proyek ini "Nafsu Besar Tenaga Kurang", saya nggakk tahu apakah Viagra dan berbagai macam obat kuat bisa membantu kondisi ini…….

BTW yang menarik dengan HRIS dan data yang kualitasnya buruk tersebut selama ini sudah dibuat Dashboard dengan tampilan dan ciamik lengkap dengan KPI dan asesoris lainnya bahkan sudah bisa diakses lewat mobile phone.    Sangat membuat kagum…….saya jadi terbayang bagaimana google maps atau waze bisa menunjukkan tempat lokasi dengan tepat, jalan yang tepat, perkiraan ketibaan yang tepat jika data peta, data jalan, data kemacetannya ternyata kualitasnya buruk. Bagaimana jika seorang pilot menggunakan dashboard yang tampilannya baik namun datanya buruk…..pilot yang sadar akan hal ini tentunya tidak akan mempercayai dashboard sehingga ia akan mengendalikan pesawat secara manual…..kalo manual buat apa membuat dashboard dengan biaya yang mahal, resources yang banyak jika informasinya sampah dan tidak dapat digunakan.


Sumber : Heru Wiryanto

No comments