TEAM ATAU “TEAMPANG” - AKSINOSIA(Akselerasi Inovasi Asia)

TEAM ATAU “TEAMPANG”

Share:


Designed by Jcomp

TEAM ATAU “TEAMPANG”

Pergantian tahun tinggal menunggu hari, 12 bulan diperiode tahun ini dilalui dengan gagap gempita dunia olahraga, bagi bangsa kita “Indonesia brukkk...brukkk...brukkk” merupakan moment yang tidak terlupakan. Asian Games merupakan ajang pembuktian untuk seantero warga kolong langit, bahwa Indonesia sangatlah mampu untuk menghelat ajang berskala internasional dengan torehan ‘sangat jos markojos & top markotop’. Warga indonesia begitu sangat larut dalam memeriahkan ajang olahraga tertinggi se-asia ini, tidak tanggung-tanggung prestasi yang ditorehkan oleh “Indonesia brukkk...brukkk...brukkk” sangat melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah. Kesuksesaan dalam penyelenggaraan berbanding lurus dengan torehan medali yang berhasil diraih, tidak ada kata lain yang sanggup terucap atas torahan ini selain ‘salut’.

Gagap gempita dunia olahraga di tahun 2018 yang masih ingat di short term memory ini adalah perhelatan sepakbola sejagat (piala dunia 2018) yang sudah paripurna, babak puncak menyisakan dua maestro lapangan hijau sebagai kampium juara. “Pelakor” atau Perancis Vs Kroasia merupakan dua negara yang berhasil finsih di podium puncak, setelah menyisihkan kandidat-kandidat yang diprediksikan akan menjadi jawara. Dimulai dari babak 32 besar, berjuta pasang mata diseluruh dunia disuguhkan dengan drama-drama cetar membahana, berbalut kekaguman, dibumbui oleh suka dan duka para supporternya. Histeris bercampur derai air mata kerapa tersaji disetiap pertandingan.

Kiprah “El Messiah” atau Lionel Messi adalah moment yang paling diingat dalam kancah bola sejagat di negrinya Marsha & the Bear. Kiprah tim tanggo digadang-gadang akan menyuguhkan permainan aduhai untuk para pecinta si kulit bundar seantero jagad, dengan komposisi pemain yang hampir merata di semua lini, argentina adalah salah satu kandidat kuat juara untuk membawa trofi Julius Rimet.

Statsitik hanyalah tinggal statistik belaka. Sihir “El Messiah” bersama “blaugrana” seolah-olah tak mampu ditularkan magisnya disetiap pertandingan bersama tim tanggo. Bahkan untuk bisa tembus ke babak 16 besar saja harus diselesaikan sampai babak terakhir, keyataan yang suguh pahit tentunya untuk tim sekelas argentina yang dihuni oleh berbagai talenta tebaik dunia yang banyak merumput di liga-liga besar benua biru.

Prediksi-prediksi terlontar oleh para pihak kompten terkait kemenangan sebuah team. Negara negara besar yang merupakan kiblat sepakbola dunia serta merupakan pilihan support besar diseantero jagat, digadang-gadang akan merengkuh kampium juara. Namun prediksi tinggallah hanya prediksi, si-kulit bundar tetap berputar secara liar tanpa bisa kita tentukan kemana arahnya. Kondisi ini tentunya memberikan sebuah perlajaran sangat penting untuk semua pihak terkait sebuah kata yakni “TEAM”.

Kata “Together We Achiev More” untuk sebagian orang sudah sangat lumrah dilihat atau didengar. Begitu renyah dan maknyus tentunya, mengambarkan bertapa luar biasanya kekuatan “TEAM” dapat merubah apapun, dimanapun dan kapanpun. Dibalik kekuatan sebuah “TEAM” tersimpan kekuatan yang maha dahsyat, memberikan energi luar biasa bagi setiap orang didalamnya. Meramu isi sebuah team pastinya bukan perkara mudah serta instant. Serangkian analisa tentunya harus mengiringi proses pembentukannya.

Keberadaan lionel messi dalam squard tim tanggo merupakan berkah yang luar biasa tentunya. Talentanya dalam mengolah si kulit bundar selalu dinanti-nanti oleh berjuta pasang mata, khususnya penduduk argentina yang sudah haus akan trofi juara bola sejagat. Berjuta harapan seolah-olah begitu banyak tertumpu dipundak lionel messi, sehingga semua orang menjadi gelap mata terhadap sosoknya.

Dalam setiap pertandingan yang dilalui, argentina berbuah menjadi sosok “TEAMPANG” ketimbang menjadi “TEAM” yang solit. Talenta yang dimiliki oleh “el messiah” berubah total menjadi benalu. Semua aliran bola yang seharusnya mengalir kesemua lini pemain, hanya terfokus pada satu orang. Hal ini justru sangat dimanfaat betul-betul oleh para lawannya untuk menjegal team tanggo disetiap
laga.

Kisah ini tentunya memberikan secercah insight tentang bagaimana meramu sebuah team yang manknyus, namun tetap proporsional pastinya. Apa ramuan yang layak untuk kita lakukan agar “TEAM” tidak berubah menjadi “TEAMPANG”. Berikut ini ada beberapa ramuan mujarab yang layak untuk di simak, antara lain :

1. Hindari “menggantungkan diri”

Disadari atau tidak kesebalas pemain argentina berserta pemain keduabelasnya (supportter) terlalu mengantungkan diri pada sosok lionel messi. Sepak terjangnya bersama el-barca memang sudah tidak perlu diragukan lagi, berbagai gelar telah ditorehkan atas nama club dan dirinya. Gading pastinya ada retaknya juga, namun munculnya retak itu tidak kasat mata dan waktu jua akan membuktikan bahwa itu ada. Secara statsistik juga sudah begitu umum disebutkan, ketika sudah memuncak maka akan ada menurun.

Tidak hanya dalam konteks sepakbola saja, kondisi ini banyak ditemui dalam organisasi apapun. Ketika talenta hebat sudah muncul kepermukaan, setiap pemimpin menjadi kalap dan silau melihat kemampuannya. Semua orang “mengantukkan diri” kepada sosok talenta hebat tersebut. Bahkan ada yang sampai mendewa-dewakan dengan memberikan “label” talenta specialist.

Dalam setiap sesi diskusi yang dilalui dengan beberapa karyawan diberbagai organisasi, justru banyak ditemui fakta muram yang berkebalikan, para leader terlalu berlebihan dalam memberikan tantang kepada talenta jagoannya, sehingga banyak para suborniatnya yang cemburu tidak memberikan kesempatan yang proporsional kepada setiap orang. Ada kata ajaib yang sering terlontar “Kenapa sih harus dia terus, kenapa kesempatan itu juga tidak diberikan kepada yang lain”. Jika hal ini terus terjadi dalam “TEAM” anda maka cepat atau lambat akan berubah menjadi “TEAMPANG”.

2. Fairness

Begitu banyak talenta yang dimiliki oleh tim tanggo, namun kenyataannya fairness itu tidak muncul pada saat itu, kesempatan selalu berlabuh pada sosok kembaran diego armando maradona yakni liones messi. Aliran bola selalu ditujukan kepada dia, sontak hal ini menjadikan permainan argentina mudah dibaca dan dipatahkan.

Bukan hanya dari aspek performance ataupun potensi. Kesempatan yang diberikan kepada setiap subordinat haruslah merata. Sering kali para leader kurang tepat memberikan trearment. Ketika  sosok talenta sudah muncul kepermukaan serta memberi kontribusi yang significant, para leader terlalu keasikan dalam utilisasi setiap kemampuan para talenta jagoannya, mereka lupa bahwa membangun sebuah TEAM bukanlah hanya sekedar kontribusi, tetapi fairness bagi setiap anggota yang ada dalam TEAM lebih utama.

Warganet kurang fair dalam penilaian terhadap sosok lionel messi, padahal argentina bukanlah lionel messi saja, masih banyak sosok pemain lainnya yang pastinya memiliki kontribusi yang sama, namun karena kurang proporsional sehingga kontribusi pemain lain seolah-olah tidak berimbang. “Padahal saya juga memiliki lantar belakng pendidikan serta pengalaman yang sama, bahkan saya masuknya berbarengan dengan dia, tapi kenapa kesempatan itu selalu diberikan kepada dia” . begitulah salah satu redaksional kata yang keluar dari sosok subrodinat yang merasa tidak fair dalam memberikan kesempatan kepadanya untuk berkembang. Jika hal ini masih ada berarti kondisinya sedang TEAMPANG.

3. Awareness diri lemah & Jemawa

Menyesal memang selalu datang disaat akhir-akhir, melihat permainan tim asuhan Jorge Sampaoli semakin terseok-seok, hal ini juga diperparah dengan kegagalan el mesiaah mengeksekusi titik 12 pas. Keterlambatan sang pelatih menyadari sosok lain yang lebih bisa memberi dampak terhadap permainan tim tanggo, harus ditebus mahal lewat kepulangan tim-nya dari rusia.

Kesadaraan & jemawa menjadi akar dari setiap masalah yang muncul bukan hanya dalam dunia sepakbola. Begitu mahalnya sebuah kesadaran diri, bagaikan oase di padang pasir yang tandus. Begitu mahal harganya. Membangkitkan kesadaran dalam diri seseorang begitu sangatlah rumit. Bahkan hanya untuk sekedar merangsang kemampuan melakukan presentasi di depan umum saja seperti “pungguk merindukan bulan”. Jika tingkat kesadaran serta jemawa sedang berada dalam kondisi kurang baik, maka sudah dapat dipastikan kondisi itu menuju ke-TEAMPANG-an.

Keterlambatan menyadari kondisi sudah banyak meruntuhkan organisasi-organisasi besar dari tahtanya. Awalnya dimulai dari titik 0 (nol) kemudian menjadi nomer 1 (satu) lalu jatuh kembali ke
titik 0 (nol).


4. Sebar dan copy

Kemunculan sosok lionel messi di kancah sepakbola kolong langit bukanlah seperti cerita rorojongrang yang membangun candi dalam satu malam. Jika bukan karena berbagai trearment serta tangan dingin pencari bakat, dapat dipastikan bahwa sosoknya tidak akan pernah kita dengar sampai sekarang. Bakat dan talenta bertemua pada waktu yang tepat sehingga jadilah sosok berbakat dan bertalenta.

Jika para talenta yang dimiliki sudah berkontribusi terhadap organisasi anda maka langkah selanjutnya adalah sebarkan dan copykan agar bisa menyebar kesemua lini. Para talenta-talenta
yang anda miliki suatu saat akan habis juga masa waktunya. Pil pahit ini masih sering dijumpai diberbagai oraganisasi baik skala kecil ataupun besar. Talentanya sudah masuk masa pensiun, namun sampai waktunya tiba belum ada satupun tindakan yang dilakukan untuk menyebarkan dan mencopy, bahkan sampai dipekerjakan kembali sebagai  “advisor”. Ketika pertama kali masuk dalam organisasi tersebut “dia” bukanlah sosok yang memiliki talenta seperti halnya lionel messi. Waktu jua yang membuat kemampuan dan keahlianya bisa muncul dan memberi kontirbusi. Jika kondisi yang dialami tidak jauh berbeda dengan cerita ini, maka kondisi organisasi anda sedang “TEAMPANG”

Itulah 4 (empat) ramuan mujarab agar kondisi organisasi anda tidak “TEAMPANG” lalu nyungsep dalam kegelapan.

  1. Hindari “menggantungkan diri”
  2. Fairness
  3. Awareness diri lemah & Jemawa
  4. Sebar & copy

2018 banyak memberikan pelajaran berarti buat kita, semoga di tahun 2019 harus lebih baik
tentunya.


Penulis :
Reza Kusuma Putra S.Psi
Head of HCD Section PT.Amerta Indah Otsuka
Tenaga Ahli Akselerasi Inovasi Asia
Management Lecturer LP3I

No comments