Reverse Coaching ... - AKSINOSIA(Akselerasi Inovasi Asia)

Reverse Coaching ...

Share:


(Learning from Younger Generations).

Saya mengenal seorang CEO yang rajin sekali belajar dari pegawainya.
Setiap kali ada waktu kosong pasti dia bilang ke sekretarisnya untuk memanggil seorang karyawannya yang masih junior dan muda. Kemudian sang CEO akan meminta karyawan selama 1 jam untuk mengajarinya tentang konsep konsep seperti digital marketing, fintech, digital banking, IT security ... dan lain lain.
Dengan gaya humornya yang khas sang CEO biasanya akan berkata,"Make me look smart in front of the journalist".
Dan dia melakukan hal ini hampir setiap minggu.

Pertama tama mungkin ada yang kebingungan, mengapa seorang CEO (yang mestinya sudah pinter banget dan menguasai banyak hal) masih merasa perlu belajar dari yang muda? 

Well, jawabnya adalah tidak perduli setinggi apapun level anda pasti ada saja bidang bidang yang masih baru dan bisa saja anda pelajari. (Lihat contoh dari daftar topik yang saya sebutkan di atas). 

Kedua, pada saat kita merekrut banyak karyawan baru, bukankah mereka juga membawa banyak sekali skills dan knowledge baru yang tadinya tidak dipunyai di perusahaan anda.
Alangkah sayangnya kalau hal ini tidak dimanfaatkan. 
What  a waste.
Padahal kalau kita belajar dari mereka, bayangkan betapa banyaknya knowledge baru yang kita dapatkan. 

Selama ini kita selalu beranggapan bahwa yang tua selalu lebih banyak pengalaman dan lebih pinter. 
Mungkin itu benar.
Tapi bukankah sepintar apapun kita masih tetap ada saja pengetahuan baru yang belum kita miliki dan kita bisa belajar dari generasi yang lebih muda?

Kemudian, kita seringkali melihat betapa susahnya orang yang datang dari luar untuk beradaptasi dan berintegrasi di lingkungan perusahaan yang baru.
Sepertinya semua orang (termasuk bawahannya) mencibir dan berkata,"Come on, show us how good you are.... we want to see you fail"
Padahal kalau perusahaan merekrut dia kan berarti perusahaan melihat kebutuhan yang harus diisi. Dan mestinya semua akan membantu yang baru dan senang melihat dia sukses. 
Sayang sekali yang terkadi kadang-kadang bukan seperti itu.
Dan akibatnya seringkali orang baru merasa tidak betah dan kemudian demotivasi, kemudian gagal di pekerkaannya sebelum akhirnya memutuskan keluar juga. 
Dan semua orang , terutama perusahaan akan mengalami kerugian (baik uang maupun waktu).

Nah, dengan melakukan reverse coaching seperti yang dilakukan CEO di atas, where we ask the younger or the new comer, to share his knowledge or experience, we will build a strong cohesiveness that will create a much stronger team work.

So, basically the benefits of reverse coaching are:
- for the coachee to get more knowledge in the new area that he is not familiar with
- for the coach so he can get the access to the senior leader or the people who have been in the company for much longer
- for the team and the company to build a much stronger cohesiveness and collaboration.

Saya jadi bertanya tanya berapa CEO di Indonesia yang melakukan hal ini? Dan sebenarnya tidak usah setinggi CEO. Semua level juga bisa melakukan hal ini. Mau level CEO, General Manager, Vice President, 
Manager atau level apapun pasti bisa melakukan reverse coaching ini dengan seseorang yang lebih muda.



Berikut ini adalah 5 langkah untuk melakukan reverse coaching:
1) identify the areas that you need to learn
2) identify the persons with whom you can learn about that new knowledge
3) ask the person nicely and with respect (remember even though you are the senior, but you are the one asking for help)
4) Focus and listen during your coaching session. Throw your gadget and email away. The person is willing and committed to help you. You want to show respect . Looking every 3 minutes to your gadget IS NOT RESPECT.

5) Say thank you in the end of the session and offer him your time also if he needs coaching on other topics.

In the end of the day, for your personal development, you have to learn news things everyday:
- learning from books
- learning online
- learning from experince at work
- learning from our seniors
- and also learning from our juniors
...

Sumber : Pambudi Sunarsihanto

No comments